Dalam sebuah pendakian, aku menemukan sebuah tanjakkan dan penurunan yang curam..
Dalam sebuah harapan, tersimpan keinginan yang dalam namun sulit untuk ditemukan sebuah titik temu
namun, aku adalah aku..
aku ingin menjadi diriku yang khas dan uniq, dimana aku adalah yang orang-orang mengenali siapa aku..
aku pasti bisa melalui sebuah jalan yang bersimpang 4 dan memilih, mana jalan yang benar- benar aku yakini...karena remot pengendali ada di tanganmu..
Ya Rabb, Tunjukilah kami jalan yang lurus..
NSH
dalam pencarian
jangan Jadi Muslimah Cengeng.. jadilah Muslimah Pemberani dan tentunya Taat kepada Allah dan Rasulnya. ^_^
Kamis, 30 Mei 2013
Minggu, 12 Mei 2013
Hafsah binti Sirin Seorang Muslimah Paling Cerdas di Zamannya
Ia adalah seorang tokoh yang disegani di kalangan Tabi’in. Sebab ia merupakan ahli qira’at, memiliki pemahaman luas di bidang fikih, hadits dan dan ilmu pengetahuan. Iyas bin Mu’awiyah mengatakan bahwa ia tak pernah menjumpai seorang perempuan yang lebih mulia dibandingkan Hafsah binti Sirin.
Kecerdasannya ini bahkan melampaui saudara lelakinya, Muhammad Ibnu Sirin. Sampai-sampai, bila ada orang yang bertanya tentang Al-Qur’an, Ibnu Sirin akan menyuruh orang tersebut menemui Hafsah agar ia mendapatkan jawaban yang benar. Betapa tidak, Hafsah adalah seorang hafidzah. Ia telah menghafal dan menguasai bacaan Al-Qur’an pada usia 12 tahun.
Di samping karena kecerdasannya, Hafsah dikenal rajin beribadah. Saat siang hari, ketika sedang tidak haid dan bukan hari dilarang puasa, ia selalu berpuasa. Sedangkan saat malam, ia selalu menyalakan lampu dan shalat di musholanya. Ketika lampunya padam, ia nyalakan kembali lalu shalat hingga pagi menjelang. Sebuah riwayat bahkan mengatakan, Hafsah tinggal di dalam mushalanya selama 30 tahun dan hanya keluar ketika menunaikan hajat.
Selain Al-Qur’an, Hafsah juga mumpuni dalam ilmu hadits. Ia belajar dari Ummu Athiyah Al-Anshariyah, Anas bin Malik dan Ar-Rubab Ummu Ar-Ra’ih. Salah satu hadits yang disampaikannya adalah tentang hukum perempuan haid yang menghadiri dua hari raya.
Hafsah binti Sirin berkata, “Pada waktu Ummu Athiyyah datang, aku datang kepadanya lalu aku bertanya kepadanya, ‘Apakah Anda pernah mendengar Rasulullah mengenai masalah ini (yakni bolehnya kaum wanita keluar untuk menghadiri kebaikan yang diadakan oleh kaum Muslimin)?’”
Ummu Athiyyah berkata, “Semoga ayahku berkorban untuknya. Aku pernah mendengar Rasulullah bersabda, ‘(Hendaklah) wanita-wanita merdeka (anak-anak gadis) dan wanita-wanita pingitan atau anak-anak gadis pingitan dan wanita-wanita haid keluar (pada hari raya) untuk menyaksikan kebaikan dan dakwah orang-orang mukmin, dan orang yang haid supaya mengucilkan diri dari mushala’ (seorang perempuan bertanya, ‘Wahai Rasulullah, bagaimana kalau salah seorang dari kami tidak mempunyai jilbab?’ Beliau menjawab, ‘Hendaklah sahabatnya berpartisipasi dengan mengenakan jilbabnya kepadanya’).”
Hafsah berkata, “Aku bertanya, bagaimana dengan wanita-wanita yang sedang haid?’ Jawabnya, ‘Bukankah wanita yang sedang haid juga hadir di Arafah, (menghadiri) ini dan (menghadiri) ini?’”
Dalam satu riwayat dari Hafsah, “Kami diperintahkan untuk keluar pada hari raya, hingga kami suruh keluar juga anak-anak gadis dari pingitannya, hingga kami keluarkan wanita-wanita yang sedang haid, lalu mereka berada di belakang orang banyak, lantas bertakbir dengan takbir mereka dan berdoa sebagaimana mereka berdoa karena mengharapkan keberkahan dan kesucian hari itu.”
Itulah Hafsah binti Sirin, kemilau dengan kecerdasan dan ketaatannya pada sang Khalik.
Bertaubat...
Allah
SWT telah memberikan petunjuknya kepada kita, tentang bagaimana cara
bertaubat yang benar, sehingga taubatnya itu diterima oleh Allah. Tapi
sebelumnya perlu kita ketahui, taubat yang bagaimanakah yang diterima
Allah? Allah berfirman dalam surat An-Nisa’ : 17..
Sesungguhnya taubat di sisi Allah hanyalah taubat bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan lantaran kejahilan, yang
kemudian mereka bertaubat dengan segera, maka mereka itulah yang
diterima Allah taubatnya; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Bijaksana.
|
Dari
ayat tersebut, Allah mengatakan bahwa taubat yang diterima disisi-Nya
ialah taubat bagi orang yang melakukan kemaksiatan karena
kejahilan/karena ketidaktahuaannya dan taubatnya itu dilakukan dengan
segera, maksudnya setelah ia mengetahui kalau itu perbuatan dosa, ia
langsung berhenti melakukan dosa itu dengan tidak menunda-nundanya,
kemudian bertaubat dan mohon ampun kepada Allah. Taubat yang seperti
itulah yang diterima Allah.
Langkah-langkah
apa yang harus dilakukan bagi orang yang ingin bertaubat?
Langkah-langkahnya adalah sebagaimana firman Allah dalam surat Az-Zumar
ayat 53-58 dibawah ini
53.
Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri
mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah.
Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
54.
Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya
sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).
55. Dan ikutilah sebaik-baik apa yang telah diturunkan kepadamu dari Tuhanmu sebelum datang azab kepadamu dengan tiba-tiba, sedang kamu tidak menyadarinya,
56.
supaya jangan ada orang yang mengatakan: "Amat besar penyesalanku atas
kelalaianku dalam (menunaikan kewajiban) terhadap Allah, sedang aku
sesungguhnya termasuk orang-orang yang memperolok-olokkan (agama Allah
),
57.
atau supaya jangan ada yang berkata: 'Kalau sekiranya Allah memberi
petunjuk kepadaku tentulah aku termasuk orang-orang yang bertakwa'.
58.
Atau supaya jangan ada yang berkata ketika ia melihat azab 'Kalau
sekiranya aku dapat kemnbali (ke dunia), niscaya aku akan termasuk
orang-orang berbuat baik'.
Dari petunjuk ayat tersebut, langkah-langkah yang harus kita lakukan apabila ingin bertaubat ialah :
1.jangan berputus asa dari Rahmat Allah, karena Allah itu Maha Pengampun
2.Orang
yang bermaksiat sudah pasti orang itu sedang jauh dari Allah, maka dari
itu Allah memerintahkan supaya kembali kepada-Nya dengan berserah diri,
tunduk patuh terhadap Allah
3.Cara
tunduk patuh terhadap Allah ialah dengan mengikuti sebaik-baik apa yang
telah diturunkan kepadanya, maksudnya mengikuti Al-Quran, sekalipun
dengan mengikuti al-quran itu bertentangan dengan kebiasaan-kebiasaan
yang ia sukai
4.
Allah memberikan petunjuknya ini supaya jangan ada penyesalan diakherat
kelak, karena Allah itu Maha kasih sayang pada hamba-hambanya, kalau
ingin menyesal ya didunia ini mumpung masih hidup dengan cara segera
bertaubat kepada Allah dari kemaksiatan itu, dengan mengikuti
petunjuk-petunjuknya di dalam Al-Quran. Dan ditambah lagi berbuat
kebaikan yang banyak, karena kebaikan itu bisa menutup keburukan yang
pernah dilakukan.
Langganan:
Postingan (Atom)