Sosoknya
kini tak lagi banyak dikenal orang. Meski kiprahnya di dunia modeling
dan akting membuatnya populer dan kaya, petunjuk Allah SWT lebih
dipilihnya untuk menjalani hidup sesuai dengan fitrah sebagai manusia.
Dulu
untuk mendapatkan sebuah mobil Mercy atau rumah mewah di kawasan elit
bukan sebuah perkara sulit baginya. Kontrak membintangi iklan atau
sinetron bernilai miliaran rupiah lebih dari cukup untuk membiayai gaya
hidup high class-nya. Kini demi mempertahankan jilbab dan
penutup wajahnya, ia harus bekerja keras menjajakan dagangannya. Mulai
dari obat-obatan herbal, pakaian Muslim hingga aneka gorengan. Semuanya
untuk membiayai kebutuhan sehari-hari dan kedua anaknya yang harus
bersekolah. Namun, ia bangga dan ia dapat tetap membiayai kedua anaknya
dari keuntungan berdagang dan pertolongan Allah SWT yang seringkali tak
disangka-sangkanya.
Hidup
sebagai Muslimah sejati seringkali memang tak sesuai dengan keinginan.
Apalagi impian kehidupan yang diamini banyak orang sebagai kehidupan
yang ideal. Cita-cita sebagian besar perempuan untuk mendapatkan
pendamping hidup yang rupawan, baik hati, dan berkantong tebal
seringkali tersandung kenyataan bahwa orang yang ada di sisi dan
kehidupan yang dijalani bukanlah seperti yang selama ini jadi harapan.
Apalagi hidup dengan berpegang teguh pada tuntunan Allah SWT dan
Rasulullah SAW tentu akan lebih banyak membawa kita pada realita bahwa
hidup yang kita jalani tidaklah seindah cerita Cinderella.
…Cinderella, tokoh kartun rekaan Walt Disney, dikonsumsi oleh anak perempuan di seluruh dunia, menjadi sebuah trendsetter yang mewarnai mimpi mayoritas seluruh gadis kecil…
Cinderella,
tokoh kartun rekaan Walt Disney tersebut, menjalani hidup penuh derita
setelah kehidupannya sebagai seorang puteri bangsawan harus berakhir
ketika ia memiliki ibu tiri dan dua orang saudara tiri. Namun, hidup
penuh nestapa tersebut kemudian disudahi oleh seorang pangeran rupawan
menjemputnya. Mengangkatnya dari kubangan hidup yang penuh derita dan
miskin, pada kehidupan sebagai seorang puteri kerajaan yang penuh
kemewahan dan romantis.
Kisah yang dikonsumsi oleh hampir seluruh anak perempuan di seluruh dunia ini, menjadi sebuah trendsetter
yang mewarnai mimpi mayoritas seluruh gadis kecil. Belum lagi
cerita-cerita Barbie yang laris manis di kalangan anak-anak perempuan,
sungguh, merupakan penjajahan pikir generasi Muslimah. Sehingga, lebih
banyak Muslimah yang ketika beranjak dewasa lupa, kehidupan yang akan
mereka jalani adalah sebuah realita hidup yang nyata. Realita yang butuh
kerja keras dan pengorbanan dengan tujuan yang jelas, mendapatkan ridha
Allah Robbul ‘Alamiin.
Bila
kemudian, hidup ternyata harus dijalani dengan kekurangan, kerja keras,
bahkan pengorbanan sebagai sebuah harga untuk kebahagiaan sebagai
seorang Mu’min, maka itulah hal yang seharusnya kita banggakan. Bangga
sebagai seorang “Cinderella” yang dijemput Allah SWT untuk hidup dalam
kerajaan iman, dalam ketenangan dan kemewahan perjuangan yang sarat
petunjuk-Nya.
…Dengan kecerdasannya pula, Balqis, ratu Saba yang sebelumnya menyembah matahari kemudian tunduk beriman kepada Allah SWT…
Tengoklah
kisah Ratu Balqis yang bahkan melebihi seorang Cinderella. Di seorang
ratu, penguasa, pemimpin rakyatnya yang juga sangat bijaksana. Dengan
akal yang tajam dan kewibawaannya, ia memimpin rapat dengan para
pembesar negerinya dan memutuskan hal besar yang akan mengubah wajah
negerinya setelah surat dari Nabi Sulaiman AS tiba di tangannya.
Kecerdikan dan kewibawaannya terukir dalam surat An-Naml ayat 34-35:
“Dia
berkata, ‘Sesungguhnya raja-raja apabila memasuki sebuah negeri,
niscaya mereka membinasakannya dan menjadikan penduduknya yang mulia
menjadi hina, demikian pulalah yang akan mereka perbuat. Dan
sesungguhnya aku akan mengirimkan utusan kepada mereka dengan membawa
hadiah dan (aku akan) menunggu apa yang akan dibawa kembali utusanku.’”
Dengan
cara mengirimkan hadiah, Balqis mengukur kemuliaan Nabi Sulaiman AS dan
dengan kecerdasannya pula, Balqis, ratu Saba yang sebelumnya menyembah
matahari kemudian tunduk beriman kepada Allah SWT.
Demikian
pulalah seharusnya, setiap kaum Muslimah mengoptimalkan segenap potensi
yang dimilikinya untuk mendekat pada ridha Tuhannya. Dalam porsi apapun
kini kita dikaruniai Allah dalam menjalani hidup, maka di sanalah
tempat kita untuk mencemerlangkan jati diri kita sebagai seorang
Muslimah. Dengan standar Allah SWT dan Rasul-Nya, dengan keridhaan-Nya,
kemuliaan yang kita miliki tentu bukan hanya dalam ukuran duniawi tetapi
juga jaminan kehidupan di surga nanti. [‘Aliya/voa-islam.com]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar